Author : Takahara Kazamoto
Band/pairing :alice nine/ SagaxShou, ToraxShou
Genre/rating : romance, yaoi,just a lil BDSM, smut/ NC-17
Note : just repost from Facebook's note
NP : all Alice Nine songs. oh, how i really miss 'em
*********
matanya sedikit terbuka, mengerjap beberapa kali untuk memulihkan kesadarannya. seseorang telah menekan bel apartementnya beberapa kali. sempat ia mendengus kesal, mengumpat karena kegiatan tidurnya terganggu oleh suara bel apartemennya. Dengan langkah malas ia hampiri pintu kayu berwarna coklat, Membukanya sambil mengucek matanya. Seketika itu juga matanya membulat kaget saat ia tahu siapa orang yang telah mengunjunginya semalam ini. Sosok itu menunduk sambil membawa koper dan sesosok bayi mungil yang ada didekapannya.
“Sh-Shou..?”. Katanya guna membenarkan kalau sosok yang sekarang berdiri menunduk didepannya itu adalah seseorang yang ia sayangi sampai saat ini.
“bo-bolehkah aku masuk, Tora-kun?”
###
Tora menyesap kaleng beer kedua yang ia minum semenjak Shou mendatanginya malam ini. Matanya tak lepas memandang Shou yang sedang tersenyum sambil mengelus kepala bayi 7 bulan itu yang terlelap di kasur hangat milik Tora. Senyuman bahagia yang terpancar jelas diwajah manis Shou membuat Tora tak sadar ikut tersenyum.
“gomen ne...aku jadi merepotkanmu..” kata Shou tak enak. Duduk di sofa ruang utama tepat disebelah Tora.
“daijoubu, Shou...”. Tora tersenyum, diam-diam memandang ukiran manis dari wajah Shou yang menunduk, mengambil satu kaleng beer utuh dari beberapa kaleng yang diambil Tora tadi. Ia masih seperti dulu. Tetap cantik, dan sekarang bertambah cantik. Mungkin benar kata orang-orang bahwa seseorang yang telah memiliki anak, aura kecantikannya akan lebih memancar dari sebelumnya.
“puaahh~ >//o//< ". Kelegaan Shou membuyarkan lamunan Tora. Ia melotot heran memandang mantan kekasihnya itu. Seketika saja, wajah Shou yang putih berubah merona kemerah-merahan.
“sejak kapan kau minum, shou?”. Tanya Tora masih dengan dahi berkerut heran. Ia mengambil kaleng yang telah diteguk habis oleh Shou. Tora tahu, Shou tak pernah minum-minum seperti ini. Sepertinya ada yang salah dengan Shou.
“berikan padaku, Toraa~”. Rengek Shou, meraih kaleng beernya dari tangan Tora yang menjauh ke belakang.
“tidak! Kau tidak pernah minum, Shou! Kau akan mabuk hanya dengan beberapa tegukan!”. Tora masih bersikukuh menyingkirkan kaleng beer Shou. Shou tetap saja meraih kalengnya dari tangan Tora. Tapi nihil, Shou mendengus kesal. Menoleh menatap ke arah kaleng beer yang lainnya. Ia segera menyambar salah satunya lagi, lalu meneguknya habis.
“Sh-Shou Ja-“
“BIARKAN AKU!!”. Bentak Shou diiringi buliran air mata yang meluap dari mata bulatnya. Masih tetap meneguk beernya sambil terus menangis. Tak memperdulikan Tora yang menatapnya khawatir. Shou terlalu sakit untuk menghadapi kenyataan hidupnya sekarang. Baginya, hanya inilah salah satunya cara untuknya menghilangkan rasa sakitnya.
“Shou...”. panggil Tora, meraih sosok yang terlihat rapuh itu ke dalam pelukan hangatnya. Berusaha menenangkan Shou agar tidak larut dalam tangisnya. Benar-benar ada yang tidak beres dengan Shou sekarang.
“kami..aku-dan saga, memilih berpisah..hhkksss...dia..dia mengkhianatiku..hhkksss”. Shou menangis pilu dalam dekapan Tora.
Entah kenapa, pernyataan tadi membuat Tora begitu tertohok. Saga mengkhianatinya? Ada rasa tak terima yang Tora rasakan ketika mendengar keluhan Shou barusan. Apa yang Saga pikirkan hingga ia harus menyakiti Shou seperti ini?. Tora pikir, Saga akan menjaganya dengan baik sehingga Tora rela melepaskan Shou. Namun, sekarang apa yang dihadapi Shou tak seperti yang Tora kira. Shou..terluka!
“apa..tak bisa kau bicarakan lagi pada Saga? apa kau tak memikirkan Takahara dengan kabur seperti ini? Pengkhianatan apa yang ia lakukan padamu, Shou..”. Tora melepas pelukannya, memandang wajah sendu yang memerah itu dengan tatapan tajamnya.
“dia..hhkkksss...dia...berselingkuh dibelakangku dengan wanita lain..hhkkkkss aku pikir Takahara akan baik baik saja jika ku bawa pergi bersamaku..”. Tangis Shou kembali memecah, ia tegak lagi beer yang ada di genggamannya. Membuat wajahnya semakin memerah karena menangis dan efek beer yang sepertinya sudah membuatnya mabuk.
“kau tahu?! Aku sangat sakit ketika tahu dia berselingkuh, Tora! Ku pikir..kupikir..dengan adanya Takahara dikehidupan kami, Saga bisa memposisikan dirinya sebagai ayah yang baik! Tapi, kenyataannya tidak, Tora..TIDAK!!”. Shou bangkit, terhuyung hampir jatuh. Untung saja, dengan sigap Tora menangkap pria cantik yang sedang mabuk dan frustasi ini. Shou benar-benar terlihat kacau. Tora menoleh ke arah kamarnya. Memandang sosok mungil yang masih tertidur lelap. Ia takut, bayi kecil itu akan bangun dan menangis karena ulah ibunya sendiri.
“Shou-“
“aku..aku ingin kembali padamu, Toraa hkkss...”. Kata Shou memotong perkataan Tora sambil menyeka air matanya. Memeluk pria tampan itu erat. Tora hanya bisa terdiam kaku saat perkataan Shou mengalir ke daun telinganya.
Shou melepas pelukannya, memandang wajah tampan pria didepannya dengan tatapan lembutnya. Meraba setiap lekukan wajah Tora dengan indera perabanya. Mata, hidung, pipi, dan mulut manis pria berambut hitam itu. Shou terhenti saat jemari lentiknya menyentuh bibir Tora. Wajahnya mendekat, memutuskan jarak diantara mereka, menciumnya lembut. Tora tetap diam. Ia tahu ini salah, tapi, perlakuan Shou padanya tak mempungkiri bahwa Tora sangat merindukan sentuhan Shou. Tora hanyut dalam ciuman hangat Shou. Dituntunnya Shou hingga ia menghimpit Shou diantara dinding. Menciumnya liar, haus akan ciuman yang Shou lakukan padanya. Tora merasakan jemari Shou yang menari diantara rahangnya, menuntun Tora untuk memberi ciuman lebih intim dari ini.
“ngghhh..” desahan keluar dari mulut manis Shou saat Tora mengklaim isi dalam mulutnya dengan permainan lidah Tora, Shou melingkarkan kedua tangannya erat dileher Tora agar Tora bisa lebih mengeksplorasi isi mulutnya.
Saling bertukar saliva hingga saliva mereka berdua membasahi rahang mereka masing masing. Tora memindah ciumannya pada leher jenjang Shou, menyesapnya merasakan setiap inci kulit putih Shou yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
“a-aahh..toraa...”. Shou mendesah begitu keras, mencengkram rambut hitam Tora. Merasakan lidah dan sesapan dari Tora. Shou buka sendiri kancing kemejanya hingga bagian dada dan perutnya terlihat. Meraba raba tubuhnya sendiri dengan jemari-jemari kurusnya, menikmati setiap perlakuan Tora. Memainkan puting merah mudanya yang mengeras dengan jarinya sendiri. Ia rasakan tangan Tora ikut merayap di dadanya. Kemudian mengambil alih dengan menggigit, menyesap, dan menjilat puting Shou. Sesekali Tora bermain dengan memilin dan menekan tonjolan kecil itu dengan lidah dan jari tangannya sendiri.
“mmhhh...hhmmmm”. Tora terdengar begitu menikmati saat ‘melahap’ dada Shou.
“Toraa..se-sentuh lebihhh lagiiihh..aahhh” Shou menekan Tora lebih, hingga perutnya bisa merasakan milik Tora yang sudah mengeras. Baik Shou maupun Tora mereka sama-sama merasakan panas di dalam tubuh mereka. Panas yang menggelora entah karena efek beer yang mereka minum atau karena apa yang mereka lakukan sekarang.
“ukh!”. Pekik Tora saat ia merasakan tangan Shou meremas miliknya yang mengeras. Membuatnya tambah mencondongkan dirinya ke arah Shou. Tangan putih mulus itu membuka kancing dan resleting celana Tora, menarik milik Tora hingga menjulur keluar. Shou merosot, berjongkok tepat di depan milik Tora. Mengurutnya semakin lama semakin cepat.
“Shou!ja-aiissshhh..aaaaahhh”. Tora menunduk, menahan dirinya pada dinding tempat tadi Shou terhimpit olehnya. Mata tora terpejam, sesekali membuka matanya melihat ekspresi Shou yang sedang mengulum batangnya. Menikmati lidah Shou yang bermain dengan batangnya yang mengeras, dengan sesekali meggigit dan memainkan lidahnya pada puncak kepala sang junior. Shou melepas kulumannya, mengganti permainan dengan tangan lembutnya. Ia berdiri, memandang Tora lalu menciumnya. Tangannya masih sibuk mengurut milik Tora.
“lepaskan celanaku, dan lakukan apa yang harus kau lakukan, Toraa..”. bisik Shou menggoda. Tora tersenyum. Sifat nakal Shou memang tak pernah hilang dari dulu. Shou kembali mengalungkan tangannya keleher Tora saat Tora melakukan apa yang Shou perintahkan. Sesungging senyum terpancar di wajah Tora saat melihat milik Shou yang menegang.
“milikmu masih lucu dan menggemaskan, Shou”. Kata Tora sambil mengangkat tubuh Shou. Semburat merah terlihat dikedua tulang pipi Shou. Ia tersenyum, melingkarkan kedua kakinya dipinggang Tora, bersiap dengan apa yang akan Tora lakukan padanya.
“ukh! Ah..ahhhngg..aahh..! ah!AAHH...”. Desahan Shou mengeras ketika Tora memasukan miliknya yang besar kedalam lubang kenikmatan Shou. Shou mempererat pelukannya, walau dalam keadaan berdiri seperti ini, Tora tidak merasa kesulitan untuk mempercepat gerakan menaik-turunkan Shou memasuki area pribadi Shou. Menghubungkan kembali tubuh mereka yang tak pernah saling menyentuh satu sama lain.
“hhh..ja-jangan terlaluhh kerass Shouuhh..anakmuu akan mendengarnyaahh.uhh..hhuuhh”. Bisik Tora diantara sengal nafasnya yang memberat. Ia menyesap lagi puting merah muda Shou yang berubah memerah karena perlakuannya tadi secara bergantian.
“hhnnooppee..Toraahh..ah..ah..! do-dont cum inside meeehh!..ahhh” Shou mendongak menikmati permainan inti, peluh sudah membasahi tubuhnya yang telanjang bulat. Begitu pula Tora. Saat dirasanya batang miliknya berdenyut, segera saja ia melepas miliknya keluar dari tubuh Shou. Cairan anyir menyembur keluar membasahi dada dan perut Shou sesaat sesudah Shou turun dan terduduk lemas di bawah Tora. Shou mengambil cairan putih kental itu dengan jemarinya, lalu menjilatnya seperti menjilat lelehan eskrim ditangannya. Shou merangkak, menindih Tora yang terjatuh terlentang didepannya. Mencium kembali bibir tipis nan menggoda milik Tora.
“jangan tinggalkan aku lagi, Tora..” kata Shou manja di pelukan Tora, meletakkan kepalanya di dada bidang sang pria tampan. Tora tersenyum, mencium puncak kepala Shou. Ia berjanji, tak akan melakukan lagi kesalahan yang fatal untuk ke dua kalinya.
“tidak, Shou..aku akan selalu bersamamu dan Takahara..”
~OWARI~